Orangtua harus mulai dengan berbicara dengan pasangannya bagaimana mereka ingin menangani disiplin dan menetapkan peraturan. Penting untuk memandang disiplin sebagai pengajaran bukan hukuman. Belajar mengikuti peraturan membuat anak tetap aman dan membantunya mempelajari perbedaan antara benar dan salah. Begitu aturan sudah ditetapkan, orangtua harus menjelaskan kepada anak bila peraturan dirusak maka akan ada konsekuensi. Jelaskan pada anak, bila anak mengikuti peraturan, hal ini akan terjadi dan jika anak melanggar peraturan, inilah yang akan terjadi.
Orangtua dan anak harus memutuskan bersama apa manfaat dan konsekuensinya. Orangtua harus selalu mengakui dan menawarkan penguatan dan dukungan positif saat anak mengikuti peraturan. Orangtua juga harus menindaklanjuti dengan konsekuensi yang tepat saat anak melanggar peraturan. Konsistensi dan kepastian adalah landasan disiplin dan pujian adalah penguat pembelajaran yang paling kuat.
Anak belajar dari pengalaman. Bila anak memperoleh konsekuensi atau balasan untuk perilaku buruknya maka anak menjadi tahu jika dia bertanggung jawab atas tindakannya, tanpa mempengaruhi harga dirinya. Jika anak-anak berkelahi karena televisi, komputer, atau game, matikan. Jika seorang anak menumpahkan susu ke meja makan sambil bermain-main, mintalah anak membersihkannya. Seorang remaja yang terlambat tidur akan mengalami konsekuensi alami untuk menjadi lelah keesokan harinya.
Jenis konsekuensi lainnya yang bisa efektif adalah penangguhan atau penundaan hak spesial. Jika anak melanggar peraturan mengenai kemana saja mereka boleh pergi dengan sepeda mereka, tahan sepedanya selama beberapa hari. Bila anak tidak mengerjakan tugas, dia tidak bisa melakukan kegiatan spesial seperti menghabiskan malam dengan teman atau menyewa film.
Ada berbagai gaya dan pendekatan mengasuh anak. Penelitian menunjukkan orangtua yang efektif membesarkan anak yang lebih mandiri, lebih mampu mengendalikan diri, dan memiliki keingintahuan secara positif daripada anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua yang memberikan hukuman, terlalu ketat (otoriter), atau permisif. Pengasuhan yang efektif berjalan dengan keyakinan baik anak dan orangtua memiliki hak tertentu serta kebutuhan keduanya penting. Orangtua tidak perlu menggunakan kekuatan fisik untuk mendisiplinkan anak, namun cenderung menetapkan peraturan yang jelas dan menjelaskan mengapa peraturan ini penting. Sebaiknya orangtua berusaha melihat dan mempertimbangkan sudut pandang anak meskipun orangtua mungkin tidak setuju dengan pendapat anak. Kiat untuk disiplin yang efektif:
- Bila memungkinkan, konsekuensinya harus segera disampaikan terkait dengan peraturan yang dilanggar. Sampaikan hal ini dengan cukup singkat lalu lanjutkan pesan-pesan anda untuk menekankan hal-hal yang positif.
- Percayalah pada anak anda akan melakukan hal yang benar dalam batas usia dan tahapan perkembangan anak.
- Pastikan apa yang anda minta masuk akal.
- Jelaskan tentang disiplin apa yang anda maksud dan inginkan. Bersikap tegas dan spesifik.
- Jadilah model bagi anak dengan berperilaku positif. Anak akan mencontoh yang orangtua lakukan, bukan yang orangtua katakan.
- Ijinkan negosiasi dan fleksibilitas atas disiplin yang anda tegakkan, yang dapat membantu membangun keterampilan sosial anak Anda.
- Biarkan anak Anda mengalami konsekuensi atas perilakunya.
- Konsekuensi harus adil dan sesuai dengan situasi dan usia anak.